Tlah sa lihat banyak jiwa - jiwa pergi
tlah sa lihat murkamu di atas bumi
kau patahkan angkuh sgala bangsa
lukiskan pedih tuk sadarkan kami
masih bolehkah sa sujud
mencium tanganmu tuk dapatkan maaf
sbab sa pu bahagia su pergi
sbab sa pu hari tra lagi sama
kepastian dan ketakutan
dunia ini mengancamkan
TUHAN..
kerapuan stiap jiwa kini
sudah terlihatkan
KAPAN.?
Bangsa ini mampu untuk sembuhkan
jiwa jiwa yang pergi sungguh kami sesalkan
smoga bisa kau dengarkan stiap doa di panjatkan
kelaparan dan gelisah jadi ketakutan beban
mayat mayat bertamburan di soroti batu nisan
tak ada lagi yang nyaman apakah ini bingkisan
bencana yang kau berikan cukup menguji iman
tak sedikit pun berhenti percaya
meski harus aku gadaikan nyawa
firmanmu masih jadi pelita walau kini cahaya redup
tlah ku kecap akhir cerita jujur ku masih sanggup
kuhanya manusia biasa yang tak luput dari dosa
satu pinta ku tuhan tunjukan kuasa
putuskan rantai penyebaran kita bisa
hari ini dan selamanya bagkitlah indonesia
Tlah sa lihat banyak jiwa - jiwa pergi
tlah sa lihat murkamu di atas bumi
kau patahkan angkuh sgala bangsa
lukiskan pedih tuk sadarkan kami
masih bolehkah sa sujud
mencium tanganmu tuk dapatkan maaf
sbab sa pu bahagia su pergi
sbab sa pu hari tra lagi sama
hari yang ramai kini telah sunyi
ketakutan bunuh nurani
tak ada tempat untuk sembunyi
hingga sangkakala berbunyi
kau luis air mata sulam benang derita
dan kurajut permohonan maaf
masih kah bisa
jika waktumu adalah peluang
kan sa hunus tuk akhiri perang
sa tlah jatuh di dalam kegelapan
tra lagi jadi garam dan terang
jika memang ini hukuman nyawa jadi harga
biarlah mereka yang telah pergi
mohon tuhan tuntun hingga ke surga
para elit tepuk tangan
jiwa jiwa pemberontak
dari sulit yang tercipta
para medis pica otak
temukan vaksin
agar jangan banyak dampak
ekonomi semua surut
kematian terus dongkrak
semua kita berserah
hanya pada kuasa
kuasa ketakutan
tuhan kita tak binasa
sesali kami dari sini
banyak terlalu jauh
cepat pulih bangsa ini
bapa kami mau
Tlah sa lihat banyak jiwa - jiwa pergi
tlah sa lihat murkamu di atas bumi
kau patahkan angkuh sgala bangsa
lukiskan pedih tuk sadarkan kami
masih bolehkah sa sujud
mencium tanganmu tuk dapatkan maaf
sbab sa pu bahagia su pergi
sbab sa pu hari tra lagi sama
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
berkomentarlah dengan baik dan sopan